Kamis, 28 April 2011


 Kepemimpinan
 (leadership on administration)

Dalam proses administrasi dibutuhkan manajemen yang sifatnya menggerakkan.Aktivitas yang digerakkan ada di  dalam organisasi sebagai wadah aktivitas tersebut.Dan yang menggerakkan wadah itu adalah seorang pimpinan.Itulah mengapa pimpinan menjadi inti dari organisasi.Namun tidak semua pimpinan dapat berhasil dalam kepemimpinannya.Berikut akan dijelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan seorang pimpinan.

1.                Rasa Tanggungjawab tinggi  
Seorang pemimpin dapat berhasil dalam kepemimpinannya ketika dia menyadari bahwa dia mempunyai tanggungjawab yang besar dalam tugas yang diembannya dan benar-benar harus melaksanakannya.Ketika dia sudah menyadari hal tersebut benar-benar dalam hatinya,maka dengan semangat yang tinggi,ia akan berusaha untuk mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi yang dinaunginya.Dengan menyadari bahwa dia juga nantinya yang akan bertanggungjawab terhadap segala resiko yang terjadi,maka dia akan sekuat tenaga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan.dengan memikul tanggungjawab yang tinggi pula,seorang pemimpin akan melakukan segala program tanpa didasari banyak keluhan atas-hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan kebijakan dan tidak menyalahkan orang lain atas suatu kesalahan.

2.      Visioner
                        Kualitas kepemimpinan sangat bergantung pada persepsi tentang visi yaitu pandangan ke depan dan pandangan positif mengenai eksistensi organisasi,misi yang harus diemban, sasaran yang dituju,hak yang dimiliki, tanggungjawab yang harus dipikul, fungsi yang harus diemban, dan pendekatan operasional yang digunakan.Peter Drucker seorang guru manajemen mengatakan bahwa pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi dan visi organisasi, mendefinisikannya,dan menegakkannya secara jelas dan nyata.
            Punya kemampuan dalam mengimajinasikan suatu kondisi untuk memperbaiki lingkungan organisasi , mempunyai keppastian arah dan tujuan serta mampu mewujudkannya menjadi kegiatan konkret sejak awal menduduki jabatan.
3.      Pengalaman
Pengalaman membentuk keahlian dan kemampuan manajerial.Semakin lama seseorang berkecimpung dalam dunia organisasi,maka akan semakin bertambah pula kemampuannya dalam bekerjasama didalam tim dengan baik.Pengalaman dapat membantu , terutama dalam hal-hal yang sifatnya repetitif atau teknis,ataupun sederhana.Seperti kita ketahui,organisasi terdiri dari sekelompok orang yang dituntut untuk bekerjasama mencapai suatu tujuan dan sebagai seseorang yang memainkan peranan penting,maka pimpinan harus memiliki pengalaman yang memadai dalam organisasi-organisasi yang ditekuni sehingga pelajaran-pelajaran yang didapat dalam berorganisasi dapat diterapkan dalam kepemimpinan berikutnya.kekurangan yang dilakukan dalam kegiatan organisasi sebelumnya,maka dalam kepemimpinan berikutnya,tentunya seseorang tersebut mampu untuk menyelesaikannya dengan belajar dari kepemimpinan sebelumnya.

4.      Kemampuan Menggerakkan dan Memanajemen  Sumberdaya Manusia
Menurut G.R Terry,”penggerakan adalah proses membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.Penggerakan merupakan usaha mempengaruhi dan mengarahkan anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.Menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasi terdiri dari kemampuan 3 hal, yaitu:punya kemampuan teknis,kemampuan memotivasi dan mengarahkan.
Sementara itu, dalam memanage /memanajemen sumberdaya yang ada dalam organisasi,kedua hal penting tersebut haruslah dilakukan.Sistem-sistem dan prosedur dalam organisasi yang telah ditetapkan mungkin dilaksanakan dan mungkin juga tidak dilaksanakan doleh bawahan ketika seorang pimpinna tidak mampu memotivasi dan mengarahkan dengan baik.
Semua teori motivasi menekankan bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang sangat kompleks, tidak hanya menyangkut peningkatan taraf hidup dalam arti kebendaan akan tetapi ada berbagai kebuatuha lain sseperti keamanan, sosial, prestise, pengembangan diri yang harus dipenuhi dan dan dipuaskan.
Dorongan yang bersifat intrinsik dibandingkan dengan faktor-faktor  motivasional yang bersifat ekstrinsik.Masalah-masalah keadila,kewajaran, harapan dan kecocokan pekerjaan dengan karkteristik merupakan aspek-aspek teori kontemporer tentang SDM yang makin banyak mendapat sorotan perhatian ilmuwan.
Jelas bahwa yang selalu tampak dalam manajemen SDM ialah bahwa karena manusia merupakan unsur terpenting dalam setiap dan semua organisasi.Kemampuan seorang pimpinan organisasi menghadapi berbagai tantangan baik yang sifatnya eksternal maupun internal sangat dibutuhkan untuk mengelola SDM.

5.      Delegation Of Authority (Pendelegasian Kewenangan Yang Luas)
Setelah memilih orang-orang dalam posisi tertentu,dengan dasar “the right man in the right place”,maka pimpinan juga harus mau memberikan wewenang yang luas kepada delegasi-delegasi yang telah ditunjuk.Wewenang yang luas diberikan sejak awal yang tentunya mendukung job description bawahan atau pengikut.dengan demikian bawahan dapat merasakan bahwa ia telah dipercayai untuk melakukan suatu tugas yang harus dilakukan dengan baik.Sebaiknya pemimpin juga harus memiliki rasa percaya yang tinggi dibalik keluasan wewenang yang diberikannya, bahwa bawahannya memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas.Jangan terlalu bersikap skeptis terhadap anggota bawahan melainkan berikan kata-kata “Saya percaya bahwa Anda dapat melakukannya dengan baik’.maka delegation of authority dapat mencapai sasaran dan mendukung keberhasilan sang pemimpin.

6.      Kemampuan Berinteraksi Dan Berkomunikasi 
Komunikasi yang tidak lancar menimbulkan perasaan duka, terisolasi dan dipisahkan dari organisasi.Komunikasi yang kurang lancar juga menyebabkan banyak kesalahpahaman,karena permasalahannya tidak dapat dipecahkan dan didiskusikan.semua ini menyebabkan banyak frustasi di kalangan anak buah atau pengikut sekaligus peristiwa tersebut juga manambah beban psikologis pada pribadi pemimpin.
Kemampuan untuk memberikan informasi dengan cermat, tepat dan jelas juga kemampuan untuk menerima informasi dari luar dengan kepekaan tinggi merupakan syarat mutlak bagi pemimpin yang ingin berhasil dalam organisasinya.Pemimpin mampu menjabarkan bahasa policy ke bahasa operasional yang singkat dan jelas.Maka segenap tanggungjawabnya akan lebih mudah sehubungan dengan tugas-tugas yang harus didistribusikan kepada bawahan atau pengikutnya.
Spesialisasi kerja dalam bentuk unit-unit yang kecil-kecil membawa kita pada sistem hierarki kerja dengan segala kompleksitasnya.Maka untuk tugas-tugas organisasi dan supervisi terhadap unit-unit tersebut agar bisa menjadi bagian-bagian yang terkuasai , diperlukan keterampilan komunikasi yang tinggi pada sang pemimpin.Sebab komunikasi yang tidak baik antara pemimpin dengan anak buah akan menimbulkan hal-hal seperti banyak prasangka,kecemasan,ketegangan batin, dan konflik-konflik baik yang tertutup dalam diri sendiri maupun yang terbuka kepada orang lain.

7.      Berani mengambil keputusan
Mengambil keputusan yang tepat dan cepat jauh lebih mudah mengatakannya dibandingkan dengan melaksanakannya.dalam dunia administrasi dan manjemen ada pameo yang berkata bahwa sesuatu masalah yang diddefinisikan dengan baik, sesungguhnya telah separoh terpecahkan”Artinya dalam proses diagnostik, diagnosa yang tepat sudah berarti sangat mempengaruhi therapi yang diperlukan.Itulah yang harus mampu dilakukan oleh pemimpin.Yang amat penting adalah model apapun yang dipergunakan dalam proses pengambilan keputusan, keterlibatan orang-orang dalam organisasi tetap merupakan suatu keharusan mutlak.Benar-benar mengetahui akar suatu permasalahan dengan pasti dengan perolehan data-data yang jelas sehingga kebijakan yang diambil untuk menyelesaikan masalah yang adapun dapat tepat sasaran.untuk membantunya dalam mencapai keputusan itu,dia harus memiliki staf yang tangguh serta mampu melakukan analisa secara mendalam sehingga mempermudah proses pengambilan suatu keputusan.Setelah itu,maka pimpinan harus segera mengumumkan keputusan yang diambil dan terlepas dari apa yang real akan terjadi dalam pelaksanaan keputusan tersebut,maka ia harus berani pula mengambil resiko tas keputusan yang telah diambil.

8.      Kemampuan mengelola konflik menjadi peluang 
            Sementara itu, suatu organisasi pasti tidak luput dari yang namanya konflik.Dan dapat diketahui bahwa konflik dapat memberikan inovasi pada organisasi sehingga tidak berjalan ditempat saja.Dan sebagai pimpinan,perlu diperhatikan agar supaya konflik jangan dibuat lebih rumit daripada sebenarnya.Kecenderungan untuk membuat masalah tampak lebih rumit daripada yang sebenarnya sama efeknya terhadap pengambilan keputusan dengan membuat masalh yang sesungguhnya rumit tampak menjadi sangat sederhana.Disinilah pentingnya kemampuan diagnostik seorang pimpinan.
            Konflik bisa ditimbulkan dari pihak internal maupun eksternal,berupa isu-isu, salah pengambilan keputusan maupun sistem yang tidak sesuai dengan prosedur.Konflik yang terjadi dalam organisasi dapat menimbulkan 2 hal, yaitu kemajuan organisasi ataupun kegagalan organisasi.Ketika seorang pimpinan mempunyai strategi yang tepat untuk menangani konflik,maka  konflik tersebut dapat menimbulkan kemajuan yang signifikan terhadap berkembangnya setiap cara-cara mengantisipasi masalah dan kemajuan dalam bidang lainnya.
            Sementara itu, dalam penanganan konflik yang salah dapat menimbulkan kegagalan yang fatal dalam organisasi karena akan berdampak pada ssemua sistem kerja yang ada pada organisasi,baik dari segi turunnya kinerja bawahan,tujuan organisasi yang tidak tercapai tepat sasaran nantinya dan kemunduran lainnya.

9.      Mampu Memimpin Evaluasi yang berkualitas.
Keberhasilan pimpinan dipengaruhi juga pada sesi ketika yang bersangkutan memimpin evaluasi yang bertujuan untuk melihat sejauh mana kemajuan dan pergerakan yang telah dilakukan organisasi di bawah naungannya.
Pemimpin harus mampu menciptakan suasana evaluasi dan sistem evaluasi yang berkualitas, sehingga ketika evaluasi selesai,dan menuju kepada program kerja selanjutnya akan dapat berjalan secara maksimal dan berkualitas pula.
Dalam evaluasi ,pemimpin harus menegur keras atas kinerja bawahan yang mungkin bermalas-malasan dan tidak bekerja sesuai peraturan organisasi yang berlaku,namun tetap dalam batas kesopanan dan pimpinan harus mampu memberikan solusi untuk setiap masalah-masalah yang timbul saat adanya laporan-laporan dari tiap bawahan.

10.  Mampu sebagai inovator ( agen pembaharuan)
Seorang pemimpin harus sadar bahwa dia selalu berhadapan dengan perubahan,baik secara intern maupun ekstern yang mempengaruhi proses kepemimpinannya.
Perubahan sebagai suatu konsep masa akan datang sering disebuat dengan reformasi atau pembaharuan.Kata reformasi sangat populer saat ini.Apa yang dimaksud dengan reformasi atau pembaharuan adalh suatu proses transformasi yang menuju ke arah terwujudnya keadaan baru, kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya(Wahyu Sumijo (1999).
Perubahan yang dimaksud mencakup banyak hal,seperti perubahan dalam scope kepemimpinan, dalam iptek, dalam lingkup organisasi (intern dan ekstern), kemudian dalam masalah aktual yang dihadapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar