Senin, 25 April 2011

WABAH BERBAHAYA

          Aku menulis ini karena aku sudah ada di dalam ruang lingkup wilayah ini dan jatuh bangun di dalamnya juga sudah kurasakan.Mungkin banyak yang sudah tahu berbagai hal tentang ini, tapi banyak juga yang belum menuangkan segala kejadian yang terjadi pada layar soft ini.
          Dan aku berusaha menuangkannya dalam tulisan, karena aku pikir ketika aku sudah selesai membaca beberapa buku tentang motivasi,maka aku harus bertindak meskipun hanya sebuah tindakan kecil.Yah, minimal aku tidak membuang waktuku dengan hal yang dikemudian hari bisa aku sesali karena kebodohanku sendiri.
          Memulai tulisan inipun, jariku bingung untuk mengetik huruf apa terlebih dahulu, karena ini sungguh  baru bagiku.Tapi biarlah, aku harus memulai,agar kalimat “rubahlah sesuatu dengan merubah dirimu terlebih dahulu’, tidak sia-sia.setidaknya aku mengganti jadwal ngobrolku dengan berpikir dan menggerakkan jari-jariku mengetik kata-demi kata menjadi sebuah sesuatu.Ada feedback atau tidak itu urusan belakang.J
          Di sini,atau mungkin ada beberapa tempat lain yang mengalami kejadian serupa, ada satu wabah yang sangat sulit untuk dimusnahkan, oleh orangtua,keluarga , bahkan pemerintah daerah maupun kota sekalipun, apalagi  oleh diri sendiri.Wabah ini menjangkiti banyak orang, khususnya generasi muda, termasuk aku sendiri dan mungkin ditambah beberapa orangtua yang belum menyadari hal penting yang akan terjadi di masa depan...
                             Wabah itu adalah “KEMALASAN”.
          Sebenarnya semua orang, termasuk mahasiswa/i  sudah menyadari adanya wabah ini,tapi itulah kebodohan yang dikatakan sebagian orang warisan dari zaman penjajahan.Tapi, pribadiku sendiri merasa alasan penjajahan dgan siapa yang menjajah, bukanlah sesuatu yang membuat kita terkena wabah ini.Hey...inikan dah era transformasi,dimana era yang menjadikan informasi sebagai kebutuhan primer  dan tanpa kita mintapun, informasi itu setidaknya sudah berlalu lalang di depan rumah kita melalui mulut orang- orang.Informasi tersebut akan meninggalkan orang-orang yang lamban dan memberikan peluang bagi orang yang kritis.Sebenarnya kita juga sudah melihat akan adanya persaingan dimana-mana.Bahkan anak-anak sekalipun sudah dibawa orangtuanya untuk menekuni bidang yang diminati sang anak supaya masa depannyapun dapat diarahkan.
Lalu sekarang....how with us friends?????????????
Apakah kita harus terjangkit wabah itu terus-menerus??????
          Datang ke kampus, hanya untuk mengisi kertas kosong tanpa mengisi ruang-ruang kosong di otak kita?????
          Datang ke kampus hanya untuk mengisi tempat duduk kosong tanpa berusaha berpikir bagaimana caranya supaya kita menduduki kursi nyaman nantinya?????  kursi nyaman dimana ketika kita duduk tidak perlu memikirkan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk belanja bulanan?????????
          Datang ke kampus hanya untuk dilihat orang lain bahwa kita rajin dan kita punya seabrek kegiatan sampai sore dikampus yang nyatanya hanya digunakan untuk ngobrol hal yang kurang penting dikantin atau diluar dengan waktu yang lama???????
          Fenomena mengkritik pemerintah slalu ada dimana-mana, yang pada umumnya didemokan oleh kaum mahasiswa.Tapi apa yang sudah kita perbuat dalam keseharian kita yang memantaskan kita untuk mengkritik mereka.Ketika anggota DPR malas untuk rapat komisi atau rapat pembentukan UU,apakah kita sudah rajin ke kampus??
          Ketika ada anggota DPR yang tertidur ketika pidato presiden, apakah kita sudah selalu fokus mendengar dosen ketika mengajar???
          Ketika para administrator dan pejabat pemerintah lainnya kita anggap slalu menyenangkan diri sendiri dan tidak perduli dengan rakyat miskin,apakah slama ini kita slalu perduli dengan teman skamar atau teman dekat kos-kosan kita???????
          Ketika ada anggota DPR menonton video porno dengan tablet, sebut saja pejabat  “A” , dan kita mengatakan dia  pejabat yang tidak beretika (padahal dia sudah gentle menyatakan kemunduran dirinya), apakah kita sudah memiliki etika yang baik ketika berbicara dengan orangtua sendiri, dengan dosen dan tetap berdalih bahwa kita belum pernah melihat hal-hal porno seperti itu ditengah teknologi canggih seperti ini???????
          Ketika kita mengikuti demo besar-besaran dan menyalahkan perusahaan tambang yang seharusnya milik Indonesia dan limbahnya bisa merusak alam,apakah di rumah sendiri sebagai mahasiswa kita sudah buang sampah pada tempatnya?????
          Ketika kita kesal dan bahkan marah sewaktu PLN mengadakan pemadaman listrik, apakah kita sudah membayar listrik tepat waktu??????
          Masih banyak sebenarnya pertanyaan-pertanyaan yang ingin kuungkapkan supaya kita belajar dari 2 sisi.Dari sisi kita sebagai pengguna jasa dan sisi pemerintah sebagai penyedia jas.
          Masalah dan wabah-wabah lain di negara kita ini sudah banyak dan bahkan terlalu kompleks.Jangan berpikir semua ini dapat diselesaikan dengan satu cara dan dalam waktu yang singkat.Hei,ini semua buth tahap-tahap yang ada dalam kesatuan sistem.
          Bukannya aku tidak ingin kita berdiam diri tanpa memprotes pemerintah,tapi yang kumaksud marilah kita kritis dengan terlebih dahulu merubah kebiasaan buruk kita dan terus berubah seiring kita melayangkan kritikan dan saran untuk pemerintah.Dengan demikian kita tidak akan dicap sebagai orang yang memegang teguh pribahasa”tong kosong nyaring bunyinya”.
          Jadi,terlebih dahulu dan awal dari semua perubahan yang ingin kita lakukan adalah:” mari kita cari dan obati sendiri wabah KEMALASAN “, yang sempat  menjangkiti, agar tak menambah masalah kompleks yang sudah ada.
Aku dan kalian.Kita semua.Mari kita hilangkan kemalasan itu teman. @nitapoer23.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar